www.eric-senjaya.co.nr


Menyulap Kantor lebih Ramah Lingkungan

Tahukah Anda bahwa cadangan minyak bumi di tanah air hanya tinggal 1,2 % dari cadangan minyak bumi dunia? Tahukah Anda, dari 230 juta penduduk Indonesia hanya 47 % yang memiliki akses air bersih? Ingatkan Anda dengan slogan-slogan ”Selamatkan air” seperti yang didengungkan di poster, koran, radio, dan televisi?

Kebanyakan orang mungkin tak mengindahkannya hal diatas lantaran mengira air dan sumber daya alam takkan pernah habis. Namun, ketika mata air, sungai, danau, dan sumur telah mengering, sumber daya alam telah tersedot habis, masihkan kita tak mempedulikan lingkungan?

Belakangan, perkembangan zaman dan teknologi yang kebablasan terkadang mengabaikan aspek lingkungan. Padahal, tanpa lingkungan yang sehat tentu takkan ada kehidupan di muka bumi. Sebab itu, dilakukan salah satu upaya untuk menghambat kerusakan lingkungan yaitu menjadikan kantor ramah lingkungan (eco office).

Kegiatan eco office merupakan tindak lanjut program kerjasama antara Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH RI) dengan Japan International Cooperation (JICA) yang dilakukan sejak 2006. Tujuannya, mulai dari menciptakan lingkungan bersih, indah, dan nyaman, meningkatkan efektivitas dan efisiensi, hingga terciptanya good environment governance.

Sementara itu, berdasarkan catatan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat (BPLHD Jabar), program Eco Office merupakan program yang melibatkan setiap personil kantor untuk berperan aktif dalam kegiatan mewujudkan lingkungan kantor yang bersih dan efisien dalam memanfaatkan sumberdaya alam dan energi, serta berperilaku yang berpihak pada upaya pelestarian lingkungan secara berkelanjutan.

Lalu, bagaimana menerapkan eco office di kantor Anda? Mudah. Langkah pertama, menghemat listrik (termasuk memasang pembangkit listrik tenaga surya). Kemudian, yang tak kalah penting adalah menghemat air. Diteruskan dengan pembuatan Biopori atau Lubang Resapan Biopori (LRB). Terakhir, Pengomposan Sampah (Composting).

Untuk memudahkan penerapannya, kita bisa mengadopsi penerapan eco office di KNLH RI. Di sana, diterapkan beberapa langkah jitu untuk menghemat listrik. Mulai dari mematikan lampu dan komputer yang tak digunakan, menggunakan lampu hemat energi (bukan bohlam lampu pijar), mencabut steker listrik barang elektronik yang tidak digunakan, hingga menyetting temperatur AC pada suhu 25 derajat celsius.

Untuk menghemat air, menggunakan air dari sumur resapan untuk menyiram tanaman dan mencuci kendaraan, serta membuat lubang resapan biopori. Tak hanya itu, penggunaan air dari Perusahaan Air Minum sebisa mungkin dikurangi dengan menggunakan air yang berasal dari pengolahan limbah domestik menjadi limbah cair.

Selain itu, hemat pula penggunaan kertas. Menghemat kertas berarti meminimalisir pohon yang harus ditebang. Caranya, bisa dengan menggunakan kertas secara bolak-balik, atau mengganti kertas untuk surat dengan surat elektronik (e-mail).

Untuk pengomposan sampah, bisa diawali dengan pemilahan sampah kantor antara sampah organik dengan anorganik. Hasil pemilahan sampah organik itu kemudian dimasukan dalam mesin pengolah sampah, diperoleh hasil akhir adalah kompos. Kompos yang dihasilkan digunakan untuk memupuk tanaman di sekitar kantor. Efektif bukan?

Eco Office ini seyogianya dilakukan mulai saat ini. Sebab, target KNLH RI pada tahun 2010 adalah efisiensi penggunaan energi sebesar 10%, penggunaan air PAM sebesar 5%, penggunaan kertas sebesar 5%, serta penurunan jumlah timbulan sampah sebesar 5%.

Sudahkah kita menerapkan kantor yang ramah lingkungan? Sudahkah kita menyadari berapa lembar kertas yang kita buang di kantor dan Berapa banyak AC dan lampu yang menyala tanpa henti di kantor? Bila belum, mari kita lakukan dari sekarang sebagai bukti kecintaan kita pada lingkungan dan kehidupan. (Eric Senjaya)