www.eric-senjaya.co.nr


Golkar dan PDIP Mendominasi

Oleh Eric Senjaya

Konfigurasi Politik Jabar yang terekam di beberapa Pilkada 2008 memunculkan beragam analisis politik. Adanya anomali konfigurasi koalisi parpol pemenang pilkada di satu daerah dengan daerah lainnya tentu mengundang resultan politik yang berbeda pula. Ambil contoh, Pilkada Provinsi Jabar dan Pilkada Kab. Sumedang yang dilakukan bersamaan, koalisi tak menunjukkan korelasi positif. Di Pilkada Jabar, Golkar menjadi lawan politik PDIP, sementara di Pilkada Kab. Sumedang Golkar berkoalisi dengan PDIP.

Lalu, bagaimana konfigurasi koalisi parpol dan resultan politik seluruh pilkada di Jabar 2008? Bagaimana pula pembagian “kue kekuasaan” untuk setiap parpol pengusung kandidat pemenang pilkada?

Berdasarkan catatan Pusat Data Redaksi “PR”, di Jabar tercatat 17 pilkada langsung selama 2008. Pilkada di Kab. Purwakarta, Kota Cirebon, dan Kab. Bekasi membuka lembaran politik Jabar pada Januari 2008. Dilanjutkan pilkada di Kota Sukabumi pada Maret 2008. Malah, Jabar mencatatkan diri sebagai provinsi yang “berani” mengadakan pilkada gabungan, yaitu pilkada yang dilakukan bersamaan antara Pilkada Provinsi Jabar dan Pilkada Kab. Sumedang di bulan April 2008. Pascapilkada gabungan itu, berlangsung pilkada di Kota Bandung (10 Agustus 2008).

Lalu, enam pilkada serentak dilaksanakan pada 26 Oktober 2008, yaitu Kab. Garut, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kota Banjar, Kab. Majalengka, serta Kab. Subang. Di hari sebelumnya (25/11) berlangsung pilkada di Kota Bogor. Selain itu, dua pilkada terakhir di 2008 dilaksanakan di bulan November, yaitu pilkada di Kab. Bogor dan Kab. Bandung Barat. Dengan membedah konfigurasi parpol dari pemenang pilkada-pilkada tersebut bisa diketahui resultan politik di Jabar selama 2008.
resultan-politik
Diawali dari pilkada Januari 2008 di Kab. Purwakarta, Pasangan H. Dedi Mulyadi-Dudung B. Supardi memenangi pilkada. Konfigurasi parpol di Kab. Purwakarta yang mengusung mereka adalah Golkar dan PKS. Di bulan yang sama, pilkada juga berlangsung di Kota Cirebon. Pemenang pilkada adalah pasangan Subardi-Sunaryo yang diusung PDIP. Sementara di Kab. Bekasi, pemenang pilkada adalah pasangan Mochtar Mohamad-Rahmat Effendi yang diusung PKS dan Partai Demokrat.

Dari ketiga pilkada itu, bisa dikatakan resultan politiknya adalah PKS sebanyak dua poin dari Kab. Purwakarta dan Kab. Bekasi, Golkar satu poin di Kab. Purwakarta, dan PDIP satu poin di Kab. Bekasi.

Memasuki Maret 2008, pilkada berlangsung di Kota Sukabumi. Pilkada ini dimenangi pasangan Mokh. Muslikh Abdussyukur-Mulyono dari koalisi Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PAN. Kemudian pilkada gabungan (Pilkada Provinsi Jabar dan Pilkada Kab. Sumedang), yang dimenangi pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf pada Pilkada Jabar yang diusung PKS dan PAN. Sementara di Pilkada Kab. Sumedang dimenangi Don Murdono-Taufiq Gunawansyah dari koalisi Golkar, PDIP, PKS, PKPI, PKB, PBR, PBSD, PNBK, PDS, dan PPD. Dari Maret hingga pertengahan 2008, resultan politik Jabar adalah Golkar, PKS, dan PAN yang masing-masing memiliki 2 poin, serta PDIP, PKPI, PD, PKB, PBR, PBSD, PNBK, PDS, dan PPD yang masing-masing memiliki satu poin.

Setelah pilkada gabungan, pilkada berlangsung di Kota Bandung (Agustus). Pilkada yang dimenangi Dada Rosada-Ayi Vivananda ini didukung oleh mesin politik Golkar, PDIP, PD, PAN, PBB, dan PPP. Atmosfer politik Jabar semakin beragam ketika memasuki Oktober. Tujuh pilkada dilakukan di bulan ini, yaitu di Kota Bogor, Kab. Garut, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kota Banjar, Kab. Majalengka, dan Kab. Subang.

Di Kota Bogor, pilkada dimenangi Diani Budiarto-Achmad Ru`yat dari koalisi Golkar, PDIP, PKS, PKPI, PBSD, PSI, PPDI, PDK, dan Partai Patriot. Di Kab. Cirebon, pilkada dimenangi pasangan Dedi Supardi-Ason Sukasa dari koalisi Golkar dan PDIP. Di Kab. Ciamis, Engkon Komara-Iing Syam Arifin dari koalisi Golkar, PAN, PBB, dan PKB memenangi pilkada. Kemudian, di Kota Banjar, Kab. Majalengka, dan Kab. Subang, resultan politik pasangan yang memenangi pilkada adalah PDIP (3 poin), disusul Golkar, PKPI, PD, dan PPP yang masing-masing 1 poin. Sementara di Kab. Garut, pilkada masih menunggu putaran kedua sehingga resultan politik di sana belum bisa dipetakan.

Antara Pilkada 2008 dan Pemilu 2009

Dari 17 pilkada di Jabar, ada tujuh parpol yang mendominasi pilkada yaitu Golkar dan PDIP yang masing- masing memiliki 15% dari total resultan politik Jabar. Diikuti PAN 9%, PKS 8%, dan PD, PBB, PKB, dan PPP yang masing-masing memiliki 6%.

Hasil ini tak jauh berbeda dengan hasil perolehan suara DPRD Jabar di Pemilu 2004. Cara mengamatinya, resultan pilkada di 16 kab./kota tadi dibandingkan dengan perolehan suara parpol pada Pemilu 2004 di 16 kab./kota yang sama pula.

Dari data rekapitulasi suara KPU Jabar yang diolah oleh Pusat Data Redaksi, mayoritas parpol yang menguasai Pemilu 2004 adalah Golkar (60%), PDIP (27%), dan PKS (13%).

Dengan demikian, hubungan antara resultan politik pilkada 2008 dan pemilu 2004 yaitu adanya dominasi dua partai besar, Golkar dan PDIP. Selain itu, ada sebuah pergerakan besar dari PAN di tahun 2008. PAN berhasil masuk di tiga besar perolehan resultan politik, menggeser posisi PKS.

Dari perolehan suara hasil Pilkada Jabar, pilkada kab./kota, dan Pemilu 2004 ini, bisa digunakan untuk memprediksi resultan Pemilu 2009 yang tak lama lagi akan berlangsung. Golkar dan PDIP masih berpeluang menguasai atmosfer politik Jabar. Akan tetapi, bisa saja hasil ini berbalik mengingat perubahan sosial masyarakat yang tak mungkin bisa diprediksi.

Penulis, Periset Pusat Data Redaksi “PR”.



Golkar dan PDIP Mendominasi
16 Desember 2008, 03:42
Filed under: Uncategorized | Tag: , , , ,

Oleh Eric Senjaya

Konfigurasi Politik Jabar yang terekam di beberapa Pilkada 2008 memunculkan beragam analisis politik. Adanya anomali konfigurasi koalisi parpol pemenang pilkada di satu daerah dengan daerah lainnya tentu mengundang resultan politik yang berbeda pula. Ambil contoh, Pilkada Provinsi Jabar dan Pilkada Kab. Sumedang yang dilakukan bersamaan, koalisi tak menunjukkan korelasi positif. Di Pilkada Jabar, Golkar menjadi lawan politik PDIP, sementara di Pilkada Kab. Sumedang Golkar berkoalisi dengan PDIP.

Lalu, bagaimana konfigurasi koalisi parpol dan resultan politik seluruh pilkada di Jabar 2008? Bagaimana pula pembagian “kue kekuasaan” untuk setiap parpol pengusung kandidat pemenang pilkada?

Berdasarkan catatan Pusat Data Redaksi “PR”, di Jabar tercatat 17 pilkada langsung selama 2008. Pilkada di Kab. Purwakarta, Kota Cirebon, dan Kab. Bekasi membuka lembaran politik Jabar pada Januari 2008. Dilanjutkan pilkada di Kota Sukabumi pada Maret 2008. Malah, Jabar mencatatkan diri sebagai provinsi yang “berani” mengadakan pilkada gabungan, yaitu pilkada yang dilakukan bersamaan antara Pilkada Provinsi Jabar dan Pilkada Kab. Sumedang di bulan April 2008. Pascapilkada gabungan itu, berlangsung pilkada di Kota Bandung (10 Agustus 2008).

Lalu, enam pilkada serentak dilaksanakan pada 26 Oktober 2008, yaitu Kab. Garut, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kota Banjar, Kab. Majalengka, serta Kab. Subang. Di hari sebelumnya (25/11) berlangsung pilkada di Kota Bogor. Selain itu, dua pilkada terakhir di 2008 dilaksanakan di bulan November, yaitu pilkada di Kab. Bogor dan Kab. Bandung Barat. Dengan membedah konfigurasi parpol dari pemenang pilkada-pilkada tersebut bisa diketahui resultan politik di Jabar selama 2008.

Diawali dari pilkada Januari 2008 di Kab. Purwakarta, Pasangan H. Dedi Mulyadi-Dudung B. Supardi memenangi pilkada. Konfigurasi parpol di Kab. Purwakarta yang mengusung mereka adalah Golkar dan PKS. Di bulan yang sama, pilkada juga berlangsung di Kota Cirebon. Pemenang pilkada adalah pasangan Subardi-Sunaryo yang diusung PDIP. Sementara di Kab. Bekasi, pemenang pilkada adalah pasangan Mochtar Mohamad-Rahmat Effendi yang diusung PKS dan Partai Demokrat.

Dari ketiga pilkada itu, bisa dikatakan resultan politiknya adalah PKS sebanyak dua poin dari Kab. Purwakarta dan Kab. Bekasi, Golkar satu poin di Kab. Purwakarta, dan PDIP satu poin di Kab. Bekasi.

Memasuki Maret 2008, pilkada berlangsung di Kota Sukabumi. Pilkada ini dimenangi pasangan Mokh. Muslikh Abdussyukur-Mulyono dari koalisi Partai Golkar, Partai Demokrat, dan PAN. Kemudian pilkada gabungan (Pilkada Provinsi Jabar dan Pilkada Kab. Sumedang), yang dimenangi pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf pada Pilkada Jabar yang diusung PKS dan PAN. Sementara di Pilkada Kab. Sumedang dimenangi Don Murdono-Taufiq Gunawansyah dari koalisi Golkar, PDIP, PKS, PKPI, PKB, PBR, PBSD, PNBK, PDS, dan PPD. Dari Maret hingga pertengahan 2008, resultan politik Jabar adalah Golkar, PKS, dan PAN yang masing-masing memiliki 2 poin, serta PDIP, PKPI, PD, PKB, PBR, PBSD, PNBK, PDS, dan PPD yang masing-masing memiliki satu poin.

Setelah pilkada gabungan, pilkada berlangsung di Kota Bandung (Agustus). Pilkada yang dimenangi Dada Rosada-Ayi Vivananda ini didukung oleh mesin politik Golkar, PDIP, PD, PAN, PBB, dan PPP. Atmosfer politik Jabar semakin beragam ketika memasuki Oktober. Tujuh pilkada dilakukan di bulan ini, yaitu di Kota Bogor, Kab. Garut, Kab. Cirebon, Kab. Ciamis, Kota Banjar, Kab. Majalengka, dan Kab. Subang.

Di Kota Bogor, pilkada dimenangi Diani Budiarto-Achmad Ru`yat dari koalisi Golkar, PDIP, PKS, PKPI, PBSD, PSI, PPDI, PDK, dan Partai Patriot. Di Kab. Cirebon, pilkada dimenangi pasangan Dedi Supardi-Ason Sukasa dari koalisi Golkar dan PDIP. Di Kab. Ciamis, Engkon Komara-Iing Syam Arifin dari koalisi Golkar, PAN, PBB, dan PKB memenangi pilkada. Kemudian, di Kota Banjar, Kab. Majalengka, dan Kab. Subang, resultan politik pasangan yang memenangi pilkada adalah PDIP (3 poin), disusul Golkar, PKPI, PD, dan PPP yang masing-masing 1 poin. Sementara di Kab. Garut, pilkada masih menunggu putaran kedua sehingga resultan politik di sana belum bisa dipetakan.

Antara Pilkada 2008 dan Pemilu 2009

Dari 17 pilkada di Jabar, ada tujuh parpol yang mendominasi pilkada yaitu Golkar dan PDIP yang masing- masing memiliki 15% dari total resultan politik Jabar. Diikuti PAN 9%, PKS 8%, dan PD, PBB, PKB, dan PPP yang masing-masing memiliki 6%.

Hasil ini tak jauh berbeda dengan hasil perolehan suara DPRD Jabar di Pemilu 2004. Cara mengamatinya, resultan pilkada di 16 kab./kota tadi dibandingkan dengan perolehan suara parpol pada Pemilu 2004 di 16 kab./kota yang sama pula.

Dari data rekapitulasi suara KPU Jabar yang diolah oleh Pusat Data Redaksi, mayoritas parpol yang menguasai Pemilu 2004 adalah Golkar (60%), PDIP (27%), dan PKS (13%).

Dengan demikian, hubungan antara resultan politik pilkada 2008 dan pemilu 2004 yaitu adanya dominasi dua partai besar, Golkar dan PDIP. Selain itu, ada sebuah pergerakan besar dari PAN di tahun 2008. PAN berhasil masuk di tiga besar perolehan resultan politik, menggeser posisi PKS.

Dari perolehan suara hasil Pilkada Jabar, pilkada kab./kota, dan Pemilu 2004 ini, bisa digunakan untuk memprediksi resultan Pemilu 2009 yang tak lama lagi akan berlangsung. Golkar dan PDIP masih berpeluang menguasai atmosfer politik Jabar. Akan tetapi, bisa saja hasil ini berbalik mengingat perubahan sosial masyarakat yang tak mungkin bisa diprediksi.

Penulis, Periset Pusat Data Redaksi “PR”.